DISTORSI MORALITAS BERMEDIA SOSIAL MAHASISWA RANTAUAN DI UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

ABSTRAK

Media sosial adalah suatu media yang dapat menghubungkan satu individu
dengan individu yang lain,atau pun suatu kelompok dengan kelompok yang lain
untuk melakukan suatu proses komunikasi secara tidak langsung. Mahasiswa
memiliki tugas utama yakni untuk menuntut ilmu dan bersosialisasi dengan
temannya, karena masa remaja adalah masa-masa transisi yang ingin sekali
diperhatikan, Facebook, Instagram, dan WhatsApp adalah sebuah sosial media
yang dapat membuat para remaja ini lebih ekspresif menonjolkan dirinya,
keinginannya, dan profilnya. Kehadiran internet telah membawa revolusi serta
inovasi pada cara manusia berkomunikasi dan memperoleh informasi termasuk
dalam penggunaan media sosial sebagai media komunikasi dan memberikan
dampak terhadap pengaruh penggunaan media sosial. Penelitian ini bertujuan
untuk memahami pengaruh media sosial terhadap distorsi moralitas pada
mahasiswa rantauan di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa.
Penelitian yang dilakukan tentu akan memberikan hasil yang bermanfaat untuk
dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam mengembangkan pengetahuan yang
diperolehnya. Begitu pun dalam penelitian yang dilakukan ini diharapkan
memberikan manfaat.
Pada penelitian ini mengguakan teori Tindak Komunikatif Jurger
Habermas. Model komunikasi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah model komunikasi Stimulus Respon. Metode yang digunakan yakni
Kualitatif dengan pendekatan fenomologi. Data dikumpulkan melalui wawancara
dengan sepuluh mahasiswa rantauan dan observasi perilaku mereka di media
sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial mempengaruhi distorsi
moralitas pada mahasiswa rantauan di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus
Sugriwa. Lingkungan yang baik akan membentuk karakter remaja yang baik dan
mengikuti nilai norma yang berlaku, sebaliknya jika lingkungan sosial yang tidak
baik akan membentuk sikap perilaku remaja yang menyimpang yang akan terbiasa
dengan berbicara kotor, serta melakukan aksi yang menyimpang dari norma dan
bebas melakukan semaunya karena kurangnya pengawasan dan bimbingan dari
orang-orang lingkungan sekitarnya. Hal ini juga dapat berdampak pada kualitas
belajar mahasiswa, karena mereka mungkin tidak dapat menyelesaikan tugas dan
mencapai tujuan akademik mereka dengan baik.Selain itu, kecenderungan ini juga
dapat membawa implikasi negatif dalam hubungan sosial, karena banyak
mahasiswa rantauan mungkin tidak dapat membangun hubungan yang baik
dengan orang lain.
Kata Kunci : Distorsi, Mahasiswa, Media sosial, Pembelajaran