I PUTU BAGAS DANA SUTRISNA, - (2024) KOMUNIASI SIMBOLIK TRADISI MAKOTEKAN DI DESA ADAT MUNGGU DESA MUNGGU KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG. Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
1913061021_I PUTU BAGA DANA SUTRISNA,.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Abstract
ABSTRAK
Agama dan budaya secara empiris mempunyai hubungan yang sangat erat,
karena mempunyai unsur yang sama yaitu ritual dan tindakan etika. Tradisi dalam
sebuah upacara khususnya yang telah mengalami perjalanan sejarah cukup lama
sebagai suatu pranata pemujaan yang berkaitan dengan religi, sebagai suatu
bentuk ritual dan cara berhubungan langsung dengan Deva-deva atau para roh
nenek moyang. Tradisi Makotekan tetap dijunjung tinggi sebagai aspek nilai
budaya prasejarah yang terus berlanjut sampai masa sekarang ini khususnya pada
umat Hindu di Desa Adat Munggu yang terus mengagungkan pada local genius
dalam sebuah ritual.
Tradisi dimiliki masyarakat Munggu, keberadaannya masih dijaga
kelestariannya hingga sekarang, salah satunya adalah tradisi Makotekan yang
dilaksanakan secara rutin yaitu setiap enam bulan sekali yang berlangsung
sepuluh hari setelah hari raya Kuningan. Tradisi Makotekan juga dikenal dengan
istilah Ngerebeg, untuk memohon keselamatan agar terhindar dari wabah
penyakit atau bahaya lainnya di Desa Adat Munggu. Pada pelaksanaannya ada
beberapa pantangan yang harus dipatuhi yaitu bagi peserta yang sedang cuntaka
tidak diperbolehkan untuk turut serta dalam pelaksanaan Makotekan. Berdasarkan
pemaparan di atas terdapat 3 penjabaran rumusan masalah antara lain : Bagaimana
Bentuk Komunikasi Simbolik, Fungsi Komunikasi Simbolik dan Makna
Komunikasi Simbolik.
Hasil dari penelitian apabila dirinci lebih mendalam yaitu Antusias dari
masyarakat Desa Adat Munggu dalam prosesi pelaksanaan tradisi Makotekan
sangat tinggi, baik itu dari usia muda sampai dengan usia tua. Khusus pada
masyarakat Desa Adat Munggu sendiri menyatakan bahwa adanya tradisi
Makotekan merupakan suatu kewajiban bagi masyarakatnya untuk tetap
menyelenggarakan dan melestarikan guna menjaga keseimbangan dalam konsep
ajaran agama hindu yaitu Tri Hita Karana.
Fungsi - Fungsi Komunikasi Simbolis dari Tradisi Makotekan ini memuat
beberapa unsur : (1) Sikap yang menunjukan kebutuhan untuk masuk dalam
bagian orang-orang, (2) hubungan antara orang, (3) interaksi-interaksi antara
orang, (4) karakteristik umum dari orang-orang (sekelompok orang), (5)
keanggotaan dari satu kelompok orang atau satu komunikasi orang, (6) saling
ketergantungan, (7) karakteristik manusia untuk saling bekerjasama. Komunikasi
Tradisi Makotekan dalam interaksionisme simbolik bertumpu pada tiga premis
antara lain: 1. Manusia bertindak atas dasar makna yang diberikan oleh berbagai
hal yang ada bagi mereka. (2) Makna berbagai hal itu berasal dari atau muncul
dari interaksi sosial manusia dengan lainnya. (3) Makna tersebut dimodifikasi
melalui suatu proses penafsiran, kemudian makna-makna tersebut disempurnakan
disaat proses interaksi sosial berlangsung.
Kata Kunci : Komunikasi Simbolik, Tradisi Makotekan
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications |
| Divisions: | Fakultas Dharma Duta > S1 - Ilmu Komunikasi Hindu |
| Depositing User: | Tude |
| Date Deposited: | 17 Nov 2025 02:14 |
| Last Modified: | 17 Nov 2025 02:14 |
| URI: | http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/1029 |

