LUH PUTU ERNAWATI, - (2023) KOMUNIKASI SIMBOLIK TRADISI ULIHAN DI DESA ADAT BELIMBING KECAMATAN PUPUAN KABUPATEN TABANAN. Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
1913061041_LUH PUTU ERNAWATI.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (5MB)
Abstract
ABSTRAK
Tradisi merupakan sebuah warisan budaya yang harus tetap dijaga
keberadaannya. Tradisi yang ada di Bali khususnya disetiap desanya memiliki
perbedaan. Di setiap tradisi memiliki pesan moral yang mencerminkan gaya hidup
kelompok atau orang-orang yang tinggal di daerah tersebut. Salah satu tradisi yang
ada di Desa Belimbing adalah tradisi Ulihan. Tradisi Ulihan merupakan sebuah
tradisi dimana para warga masyarakat Desa Belimbing mempersembahkan sesajen.
Pada saat pelaksanaan tradisi Ulihan terdapat komunikasi simbolik, komunikasi
simbolik merupakan komunikasi yang menggunakan simbol - simbol yang sudah
disepakati oleh masyarakat atau suatu kelompok tertentu. Komunikasi simbolik
secara umum selalu berkaitan dengan penggunaan tanda atau lambang yang bersifat
fisik, dapat diinterpretasikan, dipersepsikan dan ditelaah oleh indera manusia.
Terdapat tiga teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Teori
Eksistensi, Teori Interaksionalisme Simbolik, dan Teori Efek Komunikasi. Teori
ini nantinya akan menjawab sejarah, komunikasi simbolik dan mengetahui
hambatan – hambatan dalam tradisi Ulihan. Penelitian yang digunakan sebagai
dasar dari tulisan ini adalah kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan sudah bisa
menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya.
Penelitian ini yang lebih ditekankan adalah persoalan kualitas datanya bukan
banyaknya data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data.
Sejarah tradisi Ulihan di Desa Adat Belimbing telah dimulai sejak tahun
894 Masehi, yaitu sejak pertama hari raya Galungan mulai dilaksanakan.
Berdasarkan sistem kalender Pawukon (kalender penanggalan Bali), hari
Redite/Minggu Wage wuku Kuningan dinamakan sebagai hari Ulihan atau 6 hari
sebelum hari raya Kuningan, yang merupakan satu rangkaian dari hari Suci
Galungan. Komunikasi simbolik pada tradisi Ulihan menggunakan simbol – simbol
banten seperti tegen – tegenan, entil yang dibungkus daun lekidi dll, untuk
digunakan untuk dipersembahkan kepada leluhur untuk mengantar beliau ke sunia
loka. Hambatan yang terjadi pada tradisi Ulihan disebabkan oleh hujan yang sangat
deras. Hujan yang sangat deras menjadi penghambat dikarenakan pada saat tradisi
Ulihan dilaksanakan warga Desa Belimbing membawa perakpak dalam
pelaksanaannya. Jika terjadi hujan maka perakpak yang digunakan tidak bisa hidup
atau sulit hidup, hal itu mempersulit warga Desa Belimbing melaksanakan tradisi Ulihan karena warga Desa Belimbing harus menggunakan perakpak tersebut
sebagai penerangan jalan untuk melaksanakan tradisi Ulihan.
Kata kunci : Komunikasi Simbolik, Tradisi Ulihan, Desa Adat Belimbing
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications |
| Divisions: | Fakultas Dharma Duta > S1 - Ilmu Komunikasi Hindu |
| Depositing User: | Tude |
| Date Deposited: | 17 Nov 2025 02:26 |
| Last Modified: | 17 Nov 2025 02:26 |
| URI: | http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/1031 |

