EKSISTENSI KEPONGOR DI BALI REFLEKSI TERHADAP AJARAN KARMAPHALA Perspektif Filsafat Hindu)

NYOMAN SUHARKO, - (2021) EKSISTENSI KEPONGOR DI BALI REFLEKSI TERHADAP AJARAN KARMAPHALA Perspektif Filsafat Hindu). Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

[thumbnail of Skripsi] Text (Skripsi)
161209112_Nyoman Suharko.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK

Kepongor bagi masyarakat Hindu di Bali merupakan suatu keyakinan
(kepercayaan) yang berlandaskan sebuah tradisi dan budaya leluhur. Dimana
budaya kepongor adalah bentuk ajaran tentang prilaku (perbuatan) yang diterapkan
secara turun-temurun melalui sebuah kutukan, bisama agar semua keturunan selalu
eling (ingat) trehadap leluhur. Agama yang diajarkan dan disosialisasikan terhadap
manusia berdasarkan teks Kitab suci Veda, lontar, dan Bisama (peringatan) secara
turun-temurun telah berfungsi memberikan suatu keyakinan tentang bagaimana
keberagamaan, dan budaya itu di laksanakan manusia. Melalui uraian tersebut di
atas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini antara lain: 1)
bentuk kepongor yang dialami orang Bali, 2) orang Bali bisa kepongor dan
mengatasi kepongor, 3) implementasi ajaran karmaphala terhadap kejadian
kepongor
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori simbol, teori religi
dan teori fungsional struktural. Teori simbol mengacu pada pendapat Victor Tuner
bahwa simbol adalah suatu hal yang diterima dengan persetujuan umum sehingga
yang mewakili dan yang menjadi ciri khas dari suatu yang dipenuhi dengan kualitas
analogi atau yang terdapat dalam kenyataan atau pikiran. Selama suatu simbol
hidup, simbol itu adalah suatu ekspresi suatu hal yang tidak dapat ditandai dengan
tanda yang tepat. Teori religi mengacu pada pendapat Koentjaraningrat. Religi
adalah sistem kepercayaan yang dianunt oleh masyarakat tradisional. Religi adalah
segala sistem tingkah laku manusia untuk mencapai suatu maksud dengan suatucara
menyadarkan diri kepada kemauan dan kekuasaan makhluk- makhluk halus seperti
roh-roh dewa-dewa dan sebagiannya yang menempati alam. Teori fungsional
structural Nasikun menyatakan bahwa masyarakat pada dasrnya sebagai suatu
sistem secara fungsional terintegrasi ke dalam bentuk equiliberium. Aliran
pemikiran tersebut disebut sebagai intergration opproach, order opproach,
equiliberium approach, atau lebih popular disebut structure fungsionalism
approach.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan sistim
batat (membaca dan mencatat) dan studi kepustakaan. Dan jenis studi kasus metode
penelitian studi kasus meneliti sesuatu kasus atau fenomena tertentu yang ada
dalam masyarakat yang dilakukan seara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu
kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau klompok
individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.
Pembahasan gambaran umum membahas tentang bagaimana bentuk
kepongor yang dialami orang Bali dan secara khusu untuk mengetahui mengapa
orang Bali bisa kepongor dan bagaimanacara mengatasinya. Selanjutnya secara
teoritis penelitian ini diharapkan menjadi salah satu kontribusi dalam
mengimplementasikan ajaran karmaphala terhadap kasus kepongor yang terjadi
dalam masyarakat Hindu di Bali.
Kata Kunci: Eksistensi, Kepongor, Karmaphala

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Fakultas Brahma Widya > S1 - Filsafat Hindu
Depositing User: Unnamed user with username isma
Date Deposited: 15 Aug 2024 06:38
Last Modified: 15 Aug 2024 06:38
URI: http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/242

Actions (login required)

View Item
View Item