KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI DESA SIDOREJO KECAMATAN DOKO KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR

ABSTRAK

Kerukunan antar umat beragama identik dengan istilah toleransi yang berarti
sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi dalam keberagamaan.
Kerukunan ini dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang beragama
Hindu, Islam maupun yang beragama Kristen/Katolik. Hal ini menunjukkan adanya
kesadaran masyarakat untuk sepenuhnya menghargai pluralitas di Desa Sidorejo
Kecamatan Doko Kabupaten Blitar Jawa Timur. Berkaitan dengan uraian tersebut,
peneliti merumuskan beberapa permasalahan antara lain; (1) Bentuk kerukunan antar
umat beragama (2) Cara menjaga kerukunan antar umat beragama (3) Implikasi
kerukunan antar umat beragama terhadap kehidupan masyarakat.
Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian digunakan teori yaitu; (1)
Fungsional Struktural oleh Talcott Parsons, dan (2) Teori Interaksionisme Simbolik
oleh George Herbert Mead. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif melalui
pendekatan observational case studies. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
data yang sesuai dan relevan dengan menggunakan metode observasi partisipan,
wawancara mendalam, dokumentasi, kepustakaan dan penelusuran data online.
Hasil analisa data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kerukunan antar umat beragama yang selama ini telah diterapkan, dapat
dimanfaatkan sebagai pondasi utama relasi dialog antar umat agama di Desa
Sidorejo. Mengacu pada kebersamaan dalam menjaga kerukunan yang merupakan
pola hidup masyarakat sebagai modal sosial, masyarakat Desa Sidorejo mampu
menawarkan berbagai aktivitas dan kerjasama sosial antar umat agama yang
didukung dengan peran tokoh masyarakat, ikatan kekeluargaan, kesamaan norma dan
berbudaya serta sikap toleransi aktif maupun pasif. Kerukunan antar umat beragama
yang telah dilestarikan masyarakat Desa Sidorejo membawa dampak dalam
keberlangsungan hidup bermasyarakat yaitu menyadari keberadaannya dalam
semangat multikultural, saling menerima dan menghargai pluralitas, meningkatnya
sikap kerjasama dan semakin mantapnya kerukunan hidup beragama. Kekhawatiran
masyarakat terhadap konflik terutama terjadi akibat kurangnya komunikasi sehingga
masyarakat berusaha untuk mengatasinya dengan mempertahankan kemajemukan
dan saling menghormati.
Kata Kunci: Kerukunan, Umat beragama