TEKS CERITA ANUSASANA PARWA (Perspektif Pendidikan Karakter)

Abstrak
Cerita Anusasana Parwa merupakan bagian ke-13 dari Asta Dasa Parwa atau 18 Parwa dalam cerita Mahabharata, yang mengisahkan penobatan Yudisthira menjadi raja Hastina menggantikan pamannya Drestarastra. Pada Parwa ini digambarkan bagaimana raja besar bangsa Kuru bisa mendamaikan dirinya sendiri. Kesadaran yang tumbuh dalam diri Yudisthira didapatkan setelah mendapatkan pengajaran dari kakeknya Bhisma. Parwa ini menjelaskan secara rinci tentang aturan-atauran menyangkut Dharma.
Adapun masalah yang akan dibahas antara lain : (1) Struktur cerita Anusasana Parwa (2) Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita Anusasana Parwa (3) Implikasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam cerita Anusasana Parwa terhadap peserta didik.
Teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dalam karya ini adalah : teori Strukturalisme dari Teeuw, teori Nilai dari Koentjaraningrat, teori Rangsang Balas dari Daryl Beum. Metode pengumpulan data adalah studi kepustakaan, wawancara, dokumentasi yang berfokus pada tinjauan terhadap sumber-sumber tertulis yang terdapat di perpustakaan. Data yang telah berhasil dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif, dengan langkah-langkah reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Struktur teks cerita Anusasana Parwa yang terdiri dari Tema, Insiden/konflik, Alur, Latar, Amanat yang membentuk suatu struktur cerita ini. (2) Dalam teks cerita Anusasana Parwa terdapat nilai- nilai pendidikan karakter yang dapat membentuk karakter peserta didik yaitu karakter Religius, karakter Rasa Ingin Tahu, karakter Peduli Sosial, karakter Toleransi, karakter Gemar Membaca. (3) Nilai-nilai pendidikan karakter dalam teks cerita Anusasana Parwa mempunyai implikasi terhadap sikap religius, potensi ranah pengetahuan, ranah keterampilan, dan sikap sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Anusasana Parwa, Pendidikan Karakter