PEPLAJAHAN SEKAR MADYA MANUT PEMARGI MENDAK MEDATENGAN RING PURA KAHYANGAN TIGA KESIMAN

ABSTRAK

Kasusastraan Bali merupakan warisan leluhur yang sudah ada sejak dahulu dan tetap di lestarikan oleh masyarakat Bali hingga kini. Kasusastraan Bali memiliki dua bagian itu adalah Kasusastraan Bali Purwa dan Kasusastraan Bali Modern dari Kasusastraan Bali Modern memiliki beberapa bagian yaitu ; cerpen, novel, majalah dan lain-lain. Begitu juga dengan Kasusastraan Bali Purwa (Tradisional) memiliki beberapa bagian, yaitu : satua, geguritan, puisi dan lain sebagainya. Kidung itu termasuk dalam Kasusastraan Bali Purwa (Tradisional) jika berbicara tentang Kasusastraan Bali sama seperti keinginan akan menggapai langit tidak bisa dilupakan oleh masyarakat Bali tentang keberadaanya, tidak ada batasannya jika ingin mempelajari Kasusastraan itu. Karena kasusastraan Bali luas sekali tentang wilayahnya. Kidung merupakan salah satu bagian dari Kasusastraan Bali Purwa (Tradisional) dan termasuk dalam sekar madya, kidung biasanya digunakan pada saat piodalan atau upacara adat pada umat Hindu namun pada saat ini kidung juga dapat di lihat atau disaksikan dalam acara perlombaan Utsawa Dharmagita. Namun saat ini kekidungan yang di teliliti oleh peniliti merupakan salah satu dari kidung yang masih disakralkan oleh masyarakat Kesiman. Kidung ini di tembangkan pada saat adanya piodalan di Pura Kahyangan Kesiman saja, itu di karenakan kidung ini memiliki ikatan dengan Baris Pendet yang ada di Pura Kahyangan Tiga Kesiman saja.
Kata Kunci : Peplajahan Sekar Madya Maut Pemargi Mendak Medatengan Ring Pura Kahyangan Tiga Kesiman.