PENGGUNAAN TEBOG PADA HARI RAYA KUNINGAN DI BANJAR WANGAYA KELOD DESA DAUH PURI KAJA KECAMATAN DENPASAR UTARA KOTA DENPASAR

I MADE WIARTHA, - (2023) PENGGUNAAN TEBOG PADA HARI RAYA KUNINGAN DI BANJAR WANGAYA KELOD DESA DAUH PURI KAJA KECAMATAN DENPASAR UTARA KOTA DENPASAR. Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

[thumbnail of Skripsi] Text (Skripsi)
161209102_I MADE WIARTHA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK
Agama Hindu memberikan pencerahan kepada masyarakat Bali dengan tetap melestarikan kepercayaan dan tradisi yang telah ada sebelumnya. Setiap daerah di Bali memiliki tradisi keagamaan tersendiri yang menjadi cirri khas dalam dinamika aktivitas keagamaannya. Hal ini juga terjadi di Banjar Wangaya Kelod yang memiliki tradisi unik dan sedikit berbeda dengan daerah di Bali lainya, yaitu penggunaan Tebog pada hari raya Kuningan.
Terdapat tiga pembahasan dalam penelitian ini yaitu mengenai bagaimana bentuk, fungsi, dan makna penggunaan Tebog pada hari raya Kuningan di anjar Wangaya Kelod Desa Dauh Puri Kaja Kecamatan Denpasar Utara, serta penelitian ini menggunakan landasan teori fungsionalisme struktural dan interkasionalisme simbolik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.
Adapun hasil penelitian ini yaitu bentuk Tebog terdiri dari alas Tebog yang dibuat dari ron (daun enau) atau janur (daun kelapa muda) yang dibentuk menonjol ke atas seperti gunung atau seperti bentuk mahkota yang dilengkapi dengan nasi kuning, daun intaran, kelapa, kacang saur (serondeng), udang, gurita, terong, rumput laut, kacang bontor, timun, clengis, daun kemangi, dan wayang- wayangan. Penggunaan banten Tebog merupakan wujud rasa bhakti, dan keinginan untuk mewujudkan rasa terima kasih kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang memiliki beberapa fungsi. Fungsi banten Tebog pada hari raya Kuningan di Banjar Wangaya Kelod dikategorikan menjadi beberapa fungsi, yakni fungsi religi yaitu digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan Sraddha dan Bhakti. Fungsi ekonomi yaitu sebagai peningkatan roda perekonomian umat. dan fungsi pelestarian budaya yaitu untuk mempertahankan warisan leluhur berupa tradisi turun temurun yang dilakukan oleh umat Hindu di Banjar Wangaya Kelod dalam rangka memperingati hari raya Kuningan. Makna banten Tebog pada hari raya Kuningan di Banjar Wangaya Kelod dikategorikan menjadi beberapa makna, yakni makna filosofi, estetika, etika, dan keharmonisan.
Kata Kunci: Banten Tebog, Bentuk, Fungsi, dan Makna.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Fakultas Brahma Widya > S1 - Filsafat Hindu
Depositing User: Unnamed user with username isma
Date Deposited: 21 Oct 2025 01:45
Last Modified: 21 Oct 2025 01:45
URI: http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/570

Actions (login required)

View Item
View Item