PENGELOLAAN WISATA HEALING (MELUKAT) DI KAWASAN PURA CAMPUHAN WINDHU SEGARA PANTAI PADANG GALAK DENPASAR TIMUR

ABSTRAK
Pura Campuhan Windhu Segara merupakan tujuan wisata healing dimana pura ini dikenal sebagai tempat melukat (meruwat) di Bali, dipercaya untuk membersihkan diri secara rohani dan tentunya memohon anugrah keselamatan dan juga kesembuhan dari berbagai penyakit yang ada dalam tubuh manusia. Keberadaan pura ini tergolong cukup baru, dan mulai dibangun tanggal 7 Juli 2005 namun tempat ini begitu cepat populer. Pura ini terletak di pantai padang galak kecamatan denpasar timur, dari pemaparan tersebut penelitian ini memiliki 3 fokus kajian yaitu ; 1) Bagaimana presepsi wisatawan terhadap wisata healing (melukat) di kawasan Pura Campuhan Windhu Segara; 2). Bagaimana Prosesi wisatawan healing (melukat) di kawasan Pura Campuhan Windhu Segara; 3). Apa sajakah implikasi wisata healing (melukat) terhadap wisatawan yang melakukan aktivitas wisata healing di kawasan Pura Campuhan Windhu Segara.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan Teori Motivasi, Teori Religi, dan Teori Interaksionisme Simbolik. Data yang terkumpul di reduksi dengan dipilah sesuai dengan tujuan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa presepsi wisatawan terhadap wisata healing di Pura Campuhan Windhu Segara sudah sesuai dengan teori motivasi dimana presepsi wisatawan terhadap pura ini dapat dilihat dari tiga kerangka dasar agama hindhu yaitu tatwa dimana wisatwan mengenal pura ini sebagai tempat wisata healing (melukat), Susila terdiri dari bagaimana prilaku atau etika wisatawan disaat melakukan kegiatan wisata healing (melukat), acara/upacara apa saja yang dibawa saat melakukan kegiatan melukat dan hari apa saja biasanya wisatawan melakukan kegiatan melukat. Prosesi wisata healing di Pura Campuhan Windhu Segara juga sudah sesuai dengan teori religi dilihat dari prosesi di saat melakukan melukat di Kawasan Pura dari persiapan prasarana upakara yang dibawa oleh wisatawan yang berupa canang, pejati, dan bungkak nyuh gading dan tahapan- tahapan prosesi melukat yang dilakukan di Kawasan Pura Campuha Windhu Segara. Implikasi wisata healing (melukat) di Kawasan Pura Campuhan Windhu Segara sudah sesuai dengan teori interaksionisme simbolik di dalam pembahasan implikasi dibagi menjadi 3 yaitu implikasi dibidang tattwa Implikasi dibidang Susila dan implikasi dibidang acara. Dari hasil pembahasan implikasi yang ditimbulkan berindikasi positif bagi wisatawan.
Kata Kunci : pengelolaan, wisata healing, melukat

ABSTRACT
Campuhan Windhu Segara Temple is a healing tourism destination where this temple is known as a place to melukat (meruwat) in Bali, believed to cleanse oneself spiritually and of course invoke the gift of safety and also healing from various diseases that exist in the human body. The existence of this temple is relatively new, and construction began on July 7, 2005 but this place has become very popular. This temple is located on the coast of Padang Galak, East Denpasar District. From the presentation, this study has 3 focus studies, namely; 1) How are tourists' perceptions of healing tourism (melukat) in the Campuhan Windhu Segara Temple area; 2). How is the procession of healing tourists (melukat) in the Campuhan Windhu Segara Temple area; 3). What are the implications of healing tourism (melukat) for tourists who carry out healing tourism activities in the Campuhan Windhu Segara Temple area.
This study used qualitative research methods, using Motivational Theory, Religious Theory, and Symbolic Interactionism Theory. The collected data was reduced by sorting according to the research objectives using a qualitative descriptive approach.
The results of the study show that tourists' perceptions of healing tourism at Campuhan Windhu Segara Temple are in accordance with the theory of motivation where tourists' perceptions of this temple can be seen from the three basic frameworks of Hinduism, namely tatwa where tourists know this temple as a healing tourism spot (melukat), Susila consists of from the behavior or ethics of tourists when carrying out healing tourism activities, what events/ceremonies are carried out when carrying out healing activities and what days tourists usually carry out healing activities. The healing tourism procession at Campuhan Windhu Segara Temple is also in accordance with religious theory seen from the procession when doing melukat in the Temple area from the preparation of ceremonial infrastructure brought by tourists in the form of canang, pejati, and ivory nyuh huddles and the stages of the melukat procession in the Campuha Windhu Segara Temple Area. The implications of healing tourism (melukat) in the Campuhan Windhu Segara Temple area are in accordance with the theory of symbolic interactionism in the discussion of implications divided into 3, namely implications in the field of tattwa, implications in the field of Susila and implications in the field of events. From the results of the discussion of the implications posed a positive indication for tourists.
Keywords: management, healing tourism, melukat