PENGELOLAAN TAMAN BEJI PALUH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA SPIRITUAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA PENARUNGAN KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG

ABSTRAK

Taman Beji Paluh adalah tempat wisata spiritual yang berada di Desa
Penarungan Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Taman Beji Paluh
dikelola dan mulai diperkenalkan pada wisatawan tahun 2019 berada di bawah
naungan Desa Dinas Penarungan dan dikelola oleh masyarakat yang ada di Desa
Penarungan dengan menerapkan nilai kearifan lokal sebagai hasil interaksi antara
manusia dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan alam maupun lingkungan
sosial. Dalam penelitian ini membahas mengenai bagaimana pengelolaan Taman
Beji Paluh sebagai daya tarik wisata spiritual berbasis kearifan lokal. Fokus
penelitian ini memfokuskan pada tiga hal yaitu untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan Taman Beji Paluh, apa faktor pendukung dan penghambat
pengelolaan Taman Beji Paluh dan implikasi dari pengelolaan Taman Beji Paluh.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode
kualitatif, teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori manajemen
pariwisata, dan teori komponen pengembangan destinasi wisata 6A, komponen
tersebut yakni attraction, amenities, ancillary service, activity, accessibility, dan
available package. Serta konsep dampak pariwisata untuk menganalisis masalah.
Teknik pengumpulan data diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara,
dokumentasi dan studi kepustakaan. Jenis data yang digunakan ialah deskriptif
kualitatif dengan penentuan informan dipilih secara purposive sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya potensi wisata di
Taman Beji Paluh mulai dimanfaatkan oleh masyarakat desa setempat sebagai
daya tarik wisata spiritual berbasis kearifan lokal. pengelolaan Taman beji Paluh
terbilang cukup terlaksana dengan baik namun belum sepenuhnya optimal, hal
tersebut dilihat dari aspek penggerakan dan motivasi dari masyarakat. Faktor
pendukung dan penghambat dalam pengelolaan Taman Beji Paluh sudah sesuai
dengan teori komponen pengembangan destinasi wisata 6A, yaitu atraksi yang
terdiri dari atraksi wisata alam, atraksi wisata budaya dan atraksi wisata buatan.
Fasilitas berupa toilet, penitipan barang dan wantilan atau tempat untuk
beristirahat. Pelayanan tambahan berupa sosial media atau website desa wisata.
Aktivitas wisata spiritual yang mampu memberikan perasaan yang harmonis,
tenang, dan damai. Aksesibilitas yang sudah memadai untuk dijangkau
wisatawan. Serta adanya paket yang tersedia untuk wisatawan ynag ingin
merasakan wisata lainnya seperti wisata alam, wisata budaya maupun wisata
kuliner. Implikasi pengelolaan daya tarik wisata spiritual Taman Beji Paluh
berbasis kearifan lokal secara garis besar memberikan implikasi yang positif
terhadap aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek sosial budaya, dan aspek
spiritualitas.
Kata kunci : Pengelolaan, Daya Tarik Wisata Spiritual, Kearifan Lokal.

ABSTRACT

Taman Beji Paluh is a spiritual tourist spot located in Penarungan
Village, Abiansemal District, Badung Regency. Taman Beji Paluh is managed and
introduced to tourists in 2019 under the auspices of the Penarungan Village
Service and managed by the people in Penarungan Village by applying local
wisdom values as a result of interaction between humans and their surroundings,
both the natural environment and the social environment. This research will
discuss how to manage Taman Beji Paluh Park as a spiritual tourism attraction
based on local wisdom. The focus of this research focuses on three things, namely
to find out how Taman Beji Paluh is managed, what are the supporting and
inhibiting factors for Taman Beji Paluh management and the implications of
Taman Beji Paluh management.
This research is a type of research that uses qualitative methods, the
theory used in this research is tourism management theory, and component theory
of 6A tourist destination development, these components are attraction, amenities,
ancillary services, activity, accessibility, and available packages. As well as the
concept of tourism impact to analyze the problem. Data collection techniques
were obtained by conducting observations, interviews, documentation and
literature studies. The type of data used is descriptive qualitative with the
determination of informants selected by purposive sampling.
The results of this study indicate that the tourism potential in Taman Beji
Paluh has begun to be utilized by the local village community as a spiritual
tourism attraction based on local wisdom. Taman Beji Paluh management is quite
well implemented but not fully optimal, this can be seen from the mobilization and
motivation aspect of the community. The supporting factors in the management of
Taman Beji Paluh are in accordance with the 6A tourist destination development
component theory, namely attractions consisting of natural tourist attractions,
cultural tourist attractions and artificial tourist attractions. Facilities in the form
of toilets, storage of goods and wantilan or a place to rest. Additional services in
the form of social media or a tourist village website. Spiritual tourism activities
that can provide a feeling of harmony, calm, and peace. Adequate accessibility for
tourists to reach. As well as packages available for tourists who want to
experience other tours such as nature tourism, cultural tourism and culinary
tourism. The implications of managing the Taman Beji Paluh spiritual tourism
attraction based on local wisdom broadly have positive implications for
economic, environmental, socio-cultural, and spirituality aspects.
Keywords: Management, Spiritual Tourism Attraction, Local Wisdom.