I GUSTI AYU TWIN JAYANTARI, - (2023) BANTEN SOKAN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI RELIGIUS DALAM UPACARA NGUSABA DODOL DI DESA ADAT SANTI KECAMATAN SELAT KABUPATEN KARANGASEM. Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
1913051009_I GUSTI AYU TWIN JAYANTARI.pdf.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan suatu kajian terhadap banten sokan dalam upacara
ngusaba dodol yang dilaksanakan masyarakat Desa Adat Santi, Kecamatan Selat,
Kabupaten Karangasem. Banten sokan merupakan sarana upakara yang
dipersembahkan dalam upacara ngusaba dodol di Desa Adat Santi berdasarkan dengan
sarwa yang terdiri dari sarana upakara seperti dodol, jaje uli, tempani, satuh maupun
buah-buahan lainnya (phala bungkah, phala gantung, pala wija). Banten sokan ini
tetap dibuat atau dipertahankan eksistensinya untuk dipersembahkan oleh masyarakat
walau modernisasi telah melanda masyarakat pendukungnya. Karena masyarakat Desa
Adat Santi percaya bahwa upacara ngusaba dodol sendiri dapat melindungi
masyarakat dari kesengsaraan melainkan mendekatkan kemakmuran.
Teori yang digunakan pada pada penelitian ini adalah (1) Teori Religi, (2) Teori
Komunikasi Massa dan (3) Teori Intraksionisme Simbolik, teori religi untuk
menganalisis masalah akan bagaimana fungsi komunikasi dan keterkaitan banten
sokan dalam upacara ngusaba dodol, teori komunikasi massa digunakan untuk
menganalisi bentuk komunikasi, teori intrasionisme simbolik untuk menganalisis
makna.
Hasil penelitian sekaligus jawaban terhadap permasalahan penelitian adalah
sebagai berikut. Upacara ngusaba dodol merupakan suatu upacara yang dilaksanakan
untuk mengucapkan rasa terima kasih akan kesejahteraan dan limpahan rahmat dari Ida
Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya, yang dimana hal ini bersifat sakral
dan merupakan bagian dari adat istiadat masyarakat Desa Adat Santi. Kepercayaan
masyarakat Desa Adat Santi bahwa jika masyarakat tidak membuat banten sokan maka
para leluhur masyarakat tidak ada persembahan ke Ida Bhatara ring Gunung Agung
Giri Tohlangkir sehingga menimbulkan kegelisahan bagi keturunannya bisa bingung
karena merasa kurang akan bhaktinya terhadap Tuhan, dikarenakan dipercaya bahwa
banten sokan yang dihaturkan di Pura Dalem Desa Adat Santi merupakan ujung
tombak ke Gunung Agung karena dari struktur sampiyan adalah windu atau bundar dan
bertingkat yang dikenal dengan sarwa.
Bentuk komunikasi religius banten sokan dalam upacara ngusaba dodol dapat
dilihat dari bagaimana prosesi untuk mempersiapkan banten sokan untuk
dipersembahkan bahkan sampai selesia dipersembahkan, banten sokan memiliki
kekuatan yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam perubahan sikap, pendapat dan
tingkah laku komunikasi melalui proses persiapan sarana pra sarana untuk Banten
sokan dipersembahkan maupun sesudah dipersembahkan. Banten sokan sendiri
mengandung simbol-simbol non verbal yang dilandasi oleh sradha dan bhakti
masyarakat Desa Adat Santi kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Banten sokan
memiliki fungsi yakni (a) Sarana Persembahan kepada Tuhan (b) Fungsi Integrasi
Sosial (c) Sebagai Penyeimbang Bhuana Agung dan Bhuana Alit (d) Fungsi Sosiologis.
Makna dari banten sokan yakni (a) Makna Spiritual (b) Makna wujud syukur (c) Makna
filosofi Tri Hita Karana.
Kata Kunci: Banten sokan, Upacara Ngusaba Dodol, Komunikasi Religius,
Media Komunikasi, Prosesi Upacara Hindu
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications |
| Divisions: | Fakultas Dharma Duta > S1 - Penerangan Agama Hindu |
| Depositing User: | Unnamed user with username isma |
| Date Deposited: | 21 Oct 2025 01:59 |
| Last Modified: | 21 Oct 2025 01:59 |
| URI: | http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/726 |

