I DEWA GEDE SUTAPA, - (2023) TRADISI NATAHIN SAWA KRESIAN DI BANJAR TAMBAHAN DESA JEHEM, KECAMATAN TEMBUKU KABUPATEN BANGLI (Kajian Bentuk, Fungsi, Makna). Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
1912101018_DEWA GEDE SUTAPA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (989kB)
Abstract
ABSTRAK
Perpaduan budaya dan agama menjadi hal yang sangat menarik salah
satunya kearifan lokal yang terdapat di Banjar Tambahan Desa Jehem Kecamatan
Tembuku, Kabupaten Bangli, mengenai upacara natahin sawa kresian. Upacara
natahin sawa kresian yang ada di Banjar Tambahan merupakan rangkaian upacara
agama Hindu yaitu manusia yadnya. Tradisi natahin sawa kresian tidak terlepas
dari keyakinan masyarakat Banjar Tambahan yang meyakini seseorang yang
semasa hidupnya belum melaksanakan upacara metatah dianggap masih belum
bisa menyatu dengan Tuhan. Hal yang menarik dalam tradisi natahin sawa
kresian yaitu melakukan upacara natahin kepada orang yang sudah meningal
dengan menggunakan media simbol. Masalah yang ditemukan yaitu bagaimana
prosesi natahin sawa kresian, apa fungsi dan makna dari upacara natahin sawa
kresian.
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini menggunakan: Teori peralihan,
teori religi,dan teori simbol. Jenis penelitian kualitatif, sumber data primer dan
sekunder, dengan menggunakan metode teknik pengumpulan data observasi,
wawancara, study kepustakaan dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari
lapangan, dianalisis secara kualitatif deskriftif, yang dijabarkan secara sistemaatis,
terstruktur dan dipadukan dengan beberapa sumber untuk mendapatkan data yang
valid, sehingga mudah untuk dimengerti
Hasil penelitian ini merupakan prosesi natahin sawa kresian mengunakan
media simbol kayu cendana, melibatkan masyarakat Banjar Tambahan dengan
tiga tahapan upacara. Fungsi religius berupa percaya dengan adanya panca
sradha, fungsi pelestarian budaya berupa menjalankan tradisi warisan leluhur,
fungsi sosial berupa melibatkan tri mangala karya, fungsi peralihan status berupa
peralihan status sekala peralihan dari remaja ke dewasa dan niskala yang
ngemban dari Bhatara kumara menjadi Bhatara Smara Jaya dan Smara Ratih.
Makna penyucian berupa penyupatan atau pengruwatan, makna penyelamatan
berupa penyelamatan sang roh dari penderitaan yang masih diyakini masih
menyangkut di bambu petung, makna penebusan berupa menebus hutang
kewajiban terhadap roh leluhur.
Kata kunci: Upacara tradisi natahin sawa kresian
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
| Divisions: | Fakultas Brahma Widya > S1 - Teologi Hindu |
| Depositing User: | Unnamed user with username isma |
| Date Deposited: | 21 Oct 2025 02:03 |
| Last Modified: | 21 Oct 2025 02:03 |
| URI: | http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/783 |

