I NYOMAN SIMPEN ASTAWA, - (2023) TRADISI NENGOKIN PEDEMAN DALAM UPACARA PERKAWINAN DI DESA ADAT KEKERAN KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN (Kajian Teologi Hindu). Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
1912101024_I NYOMAN SIMPEN ASTAW.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (996kB)
Abstract
ABSTRAK
Perpaduan budaya dan agama menjadi hal yang sangat menarik salah
satunya kearifan lokal yang terdapat Desa adat Kekeran Kecamatan Marga,
Kabupaten Tabanan mengenai tradisi nengokin pedeman pada upacara
perkawinan. Upacara nengokin pedeman yang ada di Desa adat Kekeran
merupakan rangkaian upacara agama Hindu yaitu manusia yadnya. Tradisi
nengokin pedeman tidak terlepas dari keyakinan masyarakat Desa adat Kekeran
yang meyakini penyatuan dua insan yang berbeda jenis kelamin dalam suatu
upacara perkawinan merupakan sesuatu yang sakral. Hal yang menarik dalam
tradisi nengokin pedeman dalam upacara perkawinan di Desa adat Kekeran yaitu
melakukan upacara nengokin pedeman pada rumah kerabat. Masalah yang
ditemukan yaitu bagaimana prosesi nengokin pedeman pada upacara perkawinan,
makna dari tradisi nengokin pedeman dalam upacara perkawinan di Desa adat
Kekeran.
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini menggunakan: Teori religi,
teori interaksi simbolik. Jenis penelitian kualitatif, sumber data primer dan
sekunder, dengan menggunakan metode teknik pengumpulan data observasi, wawancara, study kepustakaan dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari
lapangan, dianalisis secara kualitatif deskriftif, yang dijabarkan secara sistemaatis,
terstruktur dan dipadukan dengan beberapa sumber untuk mendapatkan data yang
valid, sehingga mudah untuk dimengerti.
Hasil penelitian ini adalah: Pertama bentuk prosesi tradisi nengokin
pedeman dalam upacara perkawinan masih menggunakan sistem kearifan lokal
yang telah diwarisi secara turun-temurun, yaitu dengan penentuan hari baik,
ngidih, menentukan rumah kerabat, nengokin pedeman disimbolissikan dengan
tikeh plasa, upacara mekala-kalaan, upacara mewidi-widana, mejauman, nengokin
pedeman tahan kedua dan dilakukan upacara mejaya-jaya. Kedua makna tradisi
nengokin pedeman yakni filosofi, keharmonian, pelestarian
Kata Kunci: Pawiwahan, Nengokin Pedeman
ABSTRACT
The combination of culture and religion is very interesting, one of which
is the local wisdom found in the Kekeran traditional village, Marga District,
Tabanan Regency regarding the tradition of nengokin pedeman at wedding
ceremonies. The nengokin pedeman ceremony in the Kekeran traditional village is
a series of Hindu religious ceremonies, namely the Yadnya Man. The tradition of
nengokin pedeman is inseparable from the beliefs of the people of the Kekeran
traditional village who believe that the union of two people of different sexes in a
marriage ceremony is something sacred. The interesting thing about the nengokin
pedeman tradition in a marriage ceremony in the Kekeran traditional village is
the nengokin pedeman ceremony at a relative's house. The problem found is how
the procession of nengokin pedeman at the wedding ceremony, the meaning of the
tradition of nengokin pedeman at the wedding ceremony in Kekeran traditional
village.
To achieve the objectives of this study using: Theory of religion, the theory
of symbolic interaction. This type of qualitative research, primary and secondary
data sources, using data collection techniques of observation, interviews,
literature study and documentation. Data obtained from the field, analyzed
qualitatively descriptive, which is described in a systematic, structured and
combined with several sources to obtain valid data, so it is easy to understand.
The results of this study are: First, the traditional procession of nengokin
pedeman in marriage ceremonies still uses the local wisdom system that has been
passed down from generation to generation, namely by determining auspicious
days, determining relatives' homes, nengokin pedeman is symbolized by tikeh
plaza, mekala-kalaan ceremony, the mewidi-widana ceremony, the banquet, the
second-last visit to Pedeman and the Jaya-jaya ceremony. The two meanings of
the nengokin pedeman tradition are philosophy, harmony, preservation
Keywords: Pawiwahan, Pedeman's Visit.
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
| Divisions: | Fakultas Brahma Widya > S1 - Teologi Hindu |
| Depositing User: | Unnamed user with username isma |
| Date Deposited: | 21 Oct 2025 02:04 |
| Last Modified: | 21 Oct 2025 02:04 |
| URI: | http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/795 |

