I WAYAN PRADIANTA YOGA, - (2024) FENOMENA KERAUHAN DI PURA AGUNG PETILAN PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI DESA ADAT KESIMAN KECAMATAN DENPASAR TIMUR. Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
![[thumbnail of Skripsi]](http://repository.uhnsugriwa.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
1911011051_I WAYAN PRADIANTA YOGA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (6MB)
Abstract
ABSTRAK
Agama Hindu memiliki tradisi keragaman budaya dan kepercayaan yang
di wariskan oleh leluhur, salah satunya fenomena kerauhan di Pura Agung Petilan
Desa Adat Kesiman terdapat upacara Pengrebongan yang dianggap suci atau di
sakralkan. Tradisi ini dilaksanakan setap 6 bulan sekali tepatnya pada hari Redite
Pon wuku Medangsia, y a n g dilakukan oleh para anglurah Desa Adat Kesiman.
Adanya fenemona kerauhan ini menjadikan Desa Adat Kesiman lebih dikenal
luas oleh orang-orang, hal ini dikarenakan orang yang melaksanakan tradisi ini
menusuk dirinya dengan kuat mengunakan keris dalam keadaan kerauhan.
Umat Hindu di Desa Adat Kesiman meyakini fenomena kerauhan ini memiliki
power yang sangat besar. Maka dari itu penelitian ini menjadi sangat penting guna
mengungkap (1) bagaimanakah bentuk prosesi pelaksanaan kerauhan di pura
agung petilan ditinjau dari perspektif pendidikan agama hindu (2) bagaimanakah
fungsi kerauhan di pura agung petilan dalam perspektif pendidikan agama hindu,
dan (3) bagaimanakah implikasi kerauhan di pura agung petilan ditinjau dari
perspektif pendidikan agama hindu
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomena,
fungsional struktural dan teori nilai pendidikan. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan karya tulis ini,
sesuai dengan teknik pengumpulan data menggunakan cara observasi, wawancara,
dan studi kepustakaan dengan teknik analisis menggunakan teknik kualitatif yang
tidak bisa dikategorikan secara statistik.
Hasil penelitian ini di pahami bentuk fenemona kerauhan melalui faktor
kerauhan meliputi kepercayaan masyarakat dan pembuktian, jenis kerauhan
menggunakan ngurek yang tak termetodiskan, dan upacara di Pura Agung
Petilan melalui tahapan persiapan dari Nyanjan mererauhan sampai upacara
ngerebong, upakara yang di gunakan dalam tradisi ini banten pejati. Fungsi
terjadi kerauhan di Pura Agung Petilan yakni fungsi penghubung alam skala dan
niskala, fungsi pelestarian tradisi dan fungsi memantapkan sradha dan bhakti
sebagai bentuk wujud bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Implikasi
kerauhan di Pura Agung Petilan yakni sebagai pengesahan upacara yadnya,
pembentukan karakter implikasi secara psikologis dan status sosial kesejahteraan
kebahagian dan kedamaian.
Kata kunci: kerauhan, tradisi, fenomena
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Dharma Acarya > S1 - Pendidikan Agama Hindu |
Depositing User: | Unnamed user with username isma |
Date Deposited: | 21 Oct 2025 02:13 |
Last Modified: | 21 Oct 2025 02:13 |
URI: | http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/911 |