PAREKAN BUDUH DALAM PEMENTASAN DRAMA GONG BALI (Perspektif Estetika Humor)

I GEDE BAGUS WIRA PRATAMA, - (2024) PAREKAN BUDUH DALAM PEMENTASAN DRAMA GONG BALI (Perspektif Estetika Humor). Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

[thumbnail of SKRIPSI] Text (SKRIPSI)
2012091006_I Gede Bagus Wira Pratama.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK
Bentuk struktur pementasan drama gong selalu dikaitkan dengan gending
iringan pertunjukan, yaitu tabuh petegak, pepeson, pasiatan, dan terakhir pamuput.
Dilanjutkan dengan Prolog merupakan sebuah panyembrama atau kata-kata
pendahuluan dalam mengawali lakon drama kemudian baru dimulai dengan Pepeson
merupakan pertanda tampilnya seseorang atau beberapa tokoh dalam memulai
adegan per adegan di tiap-tiap babak. Ada adegan pepeson untuk petangkilan,
adegan meseneng-senengan adegan roman, adegan pasiatan, dan adegan pamuput.
Namun menurut para narasumber yang sudah dijelaskan diatas struktur pementasan
drama gong tidak menentu tergantung lakon cerita yang dibawakan namun tetap
menjaga yang Namanya pakem dari drama gong Bali.
Karakteristik penokohan punakawan buduh dalam pementasan drama gong
Bali dapat dibedakan menjadi dua karakter yang dimana ada karakter keras
mencirikan sifat manusia yang angkuh, sombong, sok tahu dan galak. Ada juga
karakter lembut berbanding terbalik pada karakter keras, karakter lembut lebih
menonjolkan sifat manusia yang baik hati, penuh empati, cerdas, dan tidak sombong.
Kedua karakter ini mensimbolkan dualitas yang berbeda atau disebut dengan rwa
bhineda sifat yang tidak bisa terpisahkan di dalam sifat-sifat manusia pada
umumnya.
Teori estetika humor yang terkandung dalam punakawan buduh terbagi
menjadi tiga bagian yang pertama teori superioritas, yang kedua teori ketidak
sesuaian dan yang ketiga teori pembebasan ketegangan. Namun pada saat
pementasan para tokoh punakawan buduh tanpa disadari dalam menyampaikan
bahan lelucon sudah menggunakan ketiga teori tersebut. Karena pada umumnya para
tokoh punakawan buduh lebih sering mempratekan di atas panggung tanpa
mengetahui teori humor yang di gunakannya, namun setiap bahan-bahan lelucon
tersebut sudah mengandung teori humor tersebut sesuai dengan situasi yang terjadi
pada saat pementasan drama gong Bali .
Kata Kunci: Parekan Buduh; Drama Gong; Estetika Humor

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education
Divisions: Fakultas Brahma Widya > S1 - Filsafat Hindu
Depositing User: Tude
Date Deposited: 21 Oct 2025 03:33
Last Modified: 21 Oct 2025 03:33
URI: http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/963

Actions (login required)

View Item
View Item