GEGURITAN TAMTAM KAJIAN FILSAFAT HINDU

I MADE SUPARTA, - (2024) GEGURITAN TAMTAM KAJIAN FILSAFAT HINDU. Other thesis, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

[thumbnail of SKRIPSI] Text (SKRIPSI)
2012091017_I MADE SUPARTA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK
Geguritan Tamtam merupakan hasil karya sastra tradisional Bali yang
merupakan bagian dari cerita Tantri, yang dibuat dalam bentuk tembang.
Geguritan ini diikat oleh padalingsa termasuk anonim karena tidak
mencantumkan nama pengarangnya dengan memuat lima jenis pupuh, yakni:
Pupuh Sinom, Pupuh Semarandana, Pupuh Ginada, Pupuh Ginanti dan Pupuh
Pangkur. Geguritan ini digubah dengan memakai bahasa Bali kapara atau bahasa
Bali lumrah.
Penelitian ini mengkaji secara mendalam mengenai struktur, fungsi, dan
makna yang terkandung dalam Geguritan Tamtam. Terdapat tiga permasalahan
utama yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana struktur
Geguritan Tamtam, (2) Apakah fungsi Geguritan Tamtam, dan (3) Makna apa
yang terkandung dalam Geguritan Tamtam. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sastra dan
filsafat Hindu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Geguritan Tamtam memiliki
struktur berupa mengikuti aturan baku pupuh dalam tradisi sastra Bali, seperti
adanya guru wilangan, guru lagu, dan guru gatra. Secara fungsional, Geguritan
Tamtam memiliki peran sebagai media pengajaran nilai-nilai moral, pendidikan,
etika, dan ajaran-ajaran agama Hindu, khususnya mengenai perjalanan spiritual
dan kebijaksanaan hidup.
Terdapat beberapa makna yang terkandung dalam Geguritan Tamtam,
mulai dari pentingnya menegakkan kebenaran, kejujuran, serta pemahaman
mendalam mengenai konsep dharma, karma, dan moksa dalam kehidupan
manusia. Penelitian ini menunjukkan bahwa Geguritan Tamtam memiliki peran
menjadi sarana pendidikan spiritual yang sangat relevan dengan kehidupan
masyarakat Hindu Bali sampai sekarang ini. Kajian Nilai Pendidikan Agama
Hindu” yang di dalamnya memuat isi Geguritan Tamtam dimana buku tersebut
banyak mengandung ajaran-ajaran moral yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Kandungan isi seperti ini oleh pengarang dilukiskan melalui dua
orang tokoh utama yaitu I Tamtam (I Ginul) dan Dewi Adnyaswari (I Ginal).
Melalui kedua tokoh inilah selanjutnya tampak pada geguritan ini nilai
pendidikan yang dituangkan melalui ajaran agama yang meliputi ajaran filsafat
dan etika. Geguritan Tamtam menceritakan dua orang murid Ajicaka yang
bernama I Ginal dan I Ginul. I Ginal dan I Ginul lahir ke dunia dengan latar
belakang keluarga yang sangat berbeda, yaitu I Ginal lahir sebagai seorang putri
dari raja, sedangkan I Ginul lahir sebagai seorang laki-laki dari keluarga yang
miskin.
I Ginul lahir ke dunia dengan nama I Tamtam. Walaupun lahir di keluarga
yang sangat miskin, kehidupan keluarga tersebut sangat tentam, bijaksana, dan
selalu melaksanakan ajaran agama. Orang tua I Tamtam selalu mengajarkan
kebajikan dan selalu memberikan petuah-petuah yang baik dalam kehidupan.
Orang tua I Tamtam memberikan ruang kepadanya agar belajar kepada para Rsi
dan Biksu yang sedang bertapa di hutan. Sebagai seorang anak yang berbakti, I Tamtam memenuhi kehendak orang tuanya dengan penuh rasa hormat dan
tanggung jawab.
Sementara itu, I Ginal lahir ke dunia dengan nama Dewi Adnyaswari yang
merupakan seorang putri dari Raja Sri Basukesti di Kerajaan Mesir. Diceritakan
bahwa sang putri telah berhasil menyelesaikan semua pelajaran dan ajaran yang
diberikan oleh Bhagawan Tresna Windu. Melihat hal tersebut, sang raja sangat
bangga mempunyai putri yang pandai dan bijaksana, sehingga sang raja
mengadakan sayembara. Sayembara tersebut diadakan untuk mengadu kepandaian
dengan putrinya yang hanya pesertanya hanya boleh diikuti oleh para raja dengan
mempertaruhkan putrinya dan kekuasaan dari peserta sayembara. Pelaksanaan
sayembara tersebut diikuti oleh raja dari berbagai negara, mulai dari Raja
Siliwangi dari Utara Desa, Rasa Sri Narendra Kanda Bhumi dari negara Wayabia,
Raja Giling Wesi, dan raja lainnya, tetapi tidak ada satupun yang berhasil
menandingi kepandaian dari Dewi Adnyaswari. Selain mengadu kepandaian
mengenai ilmu pengetahuan, banyak juga peserta atau raja yang gugur karena
hanya bertujuan untuk memohon petuah-petuah kepada Dewi Adnyaswari.
Sayembara masih berlanjut dan rakyat biasa diperbolehkan untuk mengikuti
sayembara tersebut. Pada saat itu juga, I Tamtam mengikuti sayembara tersebut
atas izin kedua orang tuanya dan memberikan satu pertanyaan kepada Dewi
Adnyaswari yaitu menanyakan arti kosong itu apa, tetapi Dewi Adnyaswari tidak
dapat menjawab pertanyaannya dan diberi kelonggaran selama tiga malam oleh
I Tamtam. Namun diluar dugaan, Dewi Adnyaswari melakukan kecurangan
dengan memperdaya I Tamtam dengan minum-minuman keras sehingga I
Tamtam memberikan jawabannya dalam keadaan setengah sadar kepada Dewi
Anyaswari. Pada saat Dewi Adnyaswari hendak meninggalkan I Tamtam, tetapi
Tamtam sempat memegang tangannya dan mengambil gelangnya.
Pada saat penentuan jawaban Dewi Adnyaswari mengenai pertanyaan
yang diberikan I Tamtam, Dewi Adnyaswari menjawab dengan tepat dan benar
serta I Tamtam dinyatakan kalah oleh Raja Mesir. Namun, sebelum dinyatakan
kalah, I Tamtam memohon izin untuk menunjukan gelang yang didapatkannya
dari kupu-kupu malam yang merupakan milik Dewi Adnyaswari. Melihat
kecurangan tersebut, Raja Mesir sangat marah kepada putrinya dan memutuskan
bahwa Dewi Adnyaswari kalah dalam sayembara serta I Tamtam dinobatkan
sebagai raja dengan mana Jaya Purusa serta Dewi Adnyaswari sebagai
permaisurinya.
Kata Kunci: Geguritan, Pupuh, Tamtam

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education
Divisions: Fakultas Brahma Widya > S1 - Filsafat Hindu
Depositing User: Tude
Date Deposited: 21 Oct 2025 06:07
Last Modified: 21 Oct 2025 06:07
URI: http://repository.uhnsugriwa.ac.id/id/eprint/966

Actions (login required)

View Item
View Item